GERAKAN ‘BIMA BISA’ MENGUBAH LAHAN TIDUR JADI SUMBER CUAN

Pemerintah Kota Bima telah meluncurkan Gerakan Bima BISA yang bertujuan untuk mewujudkan Kota Bima yang Bersih, Indah, Sehat dan Asri. Program ini tentunya dapat terwujud dengan terlibatnya seluruh lapisan masyarakat baik dari pemerintah, pelajar/mahasiswa, komunitas dan masyarakat umum.
Gerakan Bima BISA yang digalakkan pemerintah Kota Bima telah mendapat sambutan positif dari berbagai kalangan masyarakat, termasuk juga sebagian masyarakat tani di Keluruhan Mande Kecamatan Mpunda Kota Bima. Sekitar 5-10 petani mewujudkan gerakan Bima BISA dengan memanfaatkan lahan kosong/lahan tidur seluas ±1.3 Ha untuk budidaya komoditas tanaman horti secara semi organik. Dari hasil budidaya semi organik yang telah dilakukan oleh para petani di kelurahan Mande ini memberikan kontribusi khususnya meningkatkan pendapat (omset) hasil usaha pertanian secara individu dan juga menunjang peningkatan produktifitas dan ketersediaan produk pangan khususnya komoditi tanaman sayuran yang berperan dalam upaya pencapaian swasembada pangan terutama ditingkat daerah.
Dibalik keberhasilan budidaya yang telah dicapai, tentu tak lepas dari beberapa kendala, diantaranya adalah serangan penyakit dan hama pada pertanaman. Sehingga disini dibutuhkan kehadiran dan peran pemerintah khususnya dari Dinas Pertanian Kota Bima untuk hadir dan memberikan pendampingan secara langsung melalui Petugas Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) untuk melakukan kunjungan rutin ke lahan budidaya, berdiskusi serta mendorong dan memotivasi petani untuk berinovasi dan lebih adaptif terhadap teknologi pertanian guna mendukung semakin meningkatnya produktivitas.
Dalam kunjungan PPL WKPP Mande pada 29 Juli 2025 di kelompok Derma Senyawa, anggota petani dan PPL mendiskusikan mengenai penyakit yang menyerang tanaman terong, dimana dalam lahan pertanian di dapati beberapa pohon menunjukkan gejala antara lain :
- Tanama layu mendadak, meskipun tanah masih cukup lembab
- Warna daun yang layu tetapi tetap hijau
Dari diskusi yang dilakukan diketahui juga fakta bahwa petani memiliki kebiasaan untuk melakukan pengairan secara owa, sehingga pada daerah akar tanaman terlalu lembab dan hal ini menyebabkan tanah menjadi media yang sangat disukai bakteri dan jamur untuk berkembang biak.
Dari hasil pengamatan dan juga diskusi maka PPL memperkirakan bahwa tanaman terong terserang penyakit layu bakteri. Sebagai tindakan pencegahan dan penanggulangan agar tidak menyebar semakin luas pada tanaman lain, maka PPL menyarankan untuk :
- Mencabut dan membakar tanaman yang terinfeksi untuk mencegah penyebaran penyakit,
- Mengurangi intensitas penyiraman tanaman untuk mencegah kelembaban yang berlebihan
- Menggunakan bibit yang tahan terhadap layu bakteri.