KEARIFAN LOKAL "SEMAI CULIK", DIHARAPKAN BANTU PROGRAM PERCEPATAN TANAM

Berbicara tentang culik, maka kesannya adalah sesuatu yang berkonotasi negatif. Namun dalam dunia pertanian, istilah semai culik memiliki nilai positif bagi petani. Semai culik merupakan upaya penyemaian yang dilakukan untuk mempersingkat waktu tanam, sehingga mempercepat atau mencuri start waktu tanam. Semai culik ini dilakukan dengan sistem persemaian benih padi di luar lahan utama sebelum masa panen tiba. Bisa juga dilakukan dengan memanen padi lebih awal pada luas lahan tertentu sesuai kebutuhan persemaian. Benih padi disemai sekitar 7-20 hari sebelum panen. Nantinya, setelah proses panen selesai, petani bisa langsung melakukan persiapan lahan untuk penanaman.

Sistem semai culik ini merupakan salah satu kearifan lokal di berbagai daerah, termasuk Kota Bima. Dahulu petani terbiasa melakukannya secara intens. Namun beberapa tahun terakhir, praktik semai culik sudah tidak diterapkan di hampir semua petani di Kota Bima. Hilangnya tradisi ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya adalah berkurangnya minat generasi muda saat ini untuk menjadi petani, sehingga pengetahuan dan tradisi pertanian tempo dulu tidak lagi diturunkan. Selain itu, perkembangan teknologi alsintan, terutama mekanisasi pertanian saat panen sudah semakin maju. Dengan adanya alat panen berupa Combine Harvester, menyebabkan kebanyakan petani tidak lagi melakukan pemanenan secara manual. Bagi petani yang tidak memiliki lahan di luar lahan utama tentu akan sulit melakukan sistem semai culik seperti ini.

Di sisi lain, pemerintah pusat melalui Kementrian Pertanian mulai tahun 2025 ini gencar mensosialisasikan kepada penyuluh pertanian untuk melakukan percepatan tanam di wilayah kerja masing-masing guna memenuhi target tambah tanam (LTT) Padi atau bahkan peningkatan Indeks Pertanaman (IP). Apalagi percepatan tanam ini juga memberi sumbagsih positif terhadap program swasembada pangan yang dicanangkan oleh pemerintah.

Dengan adanya arahan percepatan tanam ini, kami sebagai Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) merasa perlu mencoba menghidupkan kembali kearifan local tersebut. Sistem semai culik ini telah kami terapkan kembali di poktan Tolorato I kelurahan Lewirato setelah sebelumnya sudah dilakukan edukasi kepada beberapa petani anggota kelompok. Kegiatan persemaian sudah mulai dilakukan pada hari Senin, tanggal 20 Agustus 2025. Sementara kondisi tanaman padi (Standing Crop) saat ini baru berumur sekitar 70 sampai 77 Hari Setelah Tanam (HST).

Kegiatan semai culik yang sudah dilakukan ini akan menghemat waktu tanam sekitar 10-14 Hari. Upaya ini awalnya kami lakukan mengingat saat musin hujan lalu petani mengalami keterlambatan panen akibat kurangnya tenaga kerja. Para buruh panen padi lebih banyak beralih menjadi buruh petik jagung. Ini juga berimbas pada terlambatnya proses tanam di MK I dan MK II. Apabila tidak disiasati dengan semai culik, maka saat musim hujan tahun berikutnya akan mengalami keterlambatan juga. Kedepannya, jika sistem semai culik ini dilakukan secara berkelanjutan, tidak menutup kemungkinan bisa meningkatkan IP, terlebih bila didukung oleh teknologi alsintan dan penanaman padi umur genjah.

Kami berharap dengan dihidupkannya kembali kearifan lokal semai culik ini di kelurahan Lewirato bisa menjadi contoh baik bagi kelompok tani lain agar melakukan upaya percepatan tanam dengan strategi serupa guna mendukung swasembada pangan.

 

Mpunda, Agustus 2025

Lisnawati, SP

PPL WKPP Sadia dan Lewirato