Pemerintah Kota Bima Dorong Pengembangan Budidaya Bawang Putih

Penghujung bulan November lalu bertempat di halaman kantor Dinas Pertanian Kota Bima, Walikota Bima H. M. Lutfi, SE. menyerahkan secara simbolis bantuan pemerintah untuk Pengembangan Sentra Bawang Putih kepada kelompok tani. Ini adalah peta jalan bagi pengembangan produk pertanian bernilai tinggi untuk peningkatan pendapatan dan nilai tambah bagi petani. Pada kesempatan itu Walikota Bima menyampaikan bahwa “pembangunan wilayah yang dibatasi oleh anggaran selayaknya diprioritaskan untuk pengembangan sektor-sektor potensial terhadap komoditas unggulan”.

Pementaan ini selayaknya dilakukan sebagai salah satu upaya membuka peluang sektor unggulan yang diharapkan dapat mendorong (push factor) komoditi-komodiri lain selain padi, jagung, kedelai (pajale) untuk berkembang menjadi pendorong utama (prime mover) pertumbuhan ekonomi wilayah”, tambah Bapak Walikota”.

Kemudian, pada kesempatan pertemuan rutin bulanan Kepala Dinas Pertanian Pertanian Kota Bima Sulistiyanto, S.Pt. terus memberikan dorongan, arahan dan pembinaan kepada Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) yang merupakan agent of change untuk tetap memberi warna perubahan melalui adopsi inovasi dan teknologi dalam upaya peningkatan produksi melalui teknis budidaya sesuai anjuran dengan menerapkan GAP (Good Agriculture Practice) dan GHP (Good Handling Practice) seperti rotasi tanaman, pengelolaan lahan, kebersihan benih, penggunaan benih unggul tahan hama dan penyakit, jarak tanam yang sesuai, pengendalian hama dan gulma , irigasi, pemupukan sesuai dosis, pemanenan yang tepat, pengeringan yang baik, penggunaan kemasan yang bersih, serta penyimpanan yang baik. Pria yang telah melalang buana sebagai penyuluh sejak tahun 1986 ini tiada henti-hentinya menyemangati PPL untuk terus bersama petani meningkatkan produksi dan produktivitas sektor pertanian.

Pengembangan komoditi bawang putih di Kota Bima, Abdul Najir, S.Pt.,M.M. selaku Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura (TPH) saat diwawancara mengemukakan bahwa “pada bulan Juli 2022 lalu, Kami telah mengajukan usulan Bantuan Pemerintah untuk Pengembangan Bawang Putih di Kota Bima pada Kementerian Pertanian RI seluas 12 Ha. Bantuan tersebut akan dialokasi di Kelurahan Lelamase 10 ha dan Kelurahan Nungga 2 Ha”.

Pembagian bantuan bawang putih

Abdul Najir menjelaskan bahwa “usulan tersebut terealisasi pada akhir September 2022 berupa Pupuk Hayati Cair (PHC) 120 liter, Pupuk Organik Cair (POC) 120 liter, Pupuk NPK Non Subsidi 4,2 ton, kapur dolomit 12 ton, plastik mulsa 96 roll dan benih basah butih sebanyak 8,4 ton. Bantuan sarana produksi tersebut akan disalurkan pada awal bulan Desember 2022”. “Besar harapan kami, bantuan ini dapat menjadi stimulus bagi petani untuk menanam bawang putih sebagai komoditi strategis yang dapat dikembangkan di Kota Bima”, tambahnya.

Program Pengembangan Kawasan Bawang Putih ini dijadwalkan akan mulai dilakukan penanaman pada akhir bulan Desember 2022. Kegiatan ini merupakan project rintisan, walaupun pada tahun 2021 pernah dilakukan uji coba skala kecil (demplot) penanaman bawang putih di Kelurahan Lelamase Kecamatan Rasanae Timur dan berhasil. Keberhasilan ini tentu tidak lepas dari pembinaan dan pendampingan teman-teman PPL Wilayah Kerja UPTD BPP Rasanae Timur.

Kepala UPTD BPP Rasanae Timur, Wulandari, S.TP., M.Si. saat dikonfirmasi menyampaikan bahwa “Kelurahan Lelamase dan Kelurahan Nungga merupakan dua kelurahan yang berpotensi untuk diusulkan sebagai sentra pengembangan bawang putih di Kota Bima. “Kami siap menyambut baik inisiasi pengembangan bawang putih ini karena memang dilokasi tersebut sesuai dengan persyaratan tumbuhnya”, ulas ASN yang sudah 12 tahun berkecimpung sebagai petugas penyuluh pertanian di wilayah timur Kota Bima.

Sebagai gambaran bahwa bawang putih (Allium sativum) merupakan salah satu komoditas pangan strategis nasional. Namun, sebagian besar pemenuhannya masih berasal dari impor. Produktivitas bawang putih bisa mencapai 15-18 ton/ha dengan harga jual di tingkat petani berkisar pada Rp. 20.000 - 25.000 per kg (basah). Margin keuntungan yang diperoleh petani masih cukup menjanjikan untuk dikembangkan yakni 12-14 juta per ha.

Semoga Jaya Penyuluh Sobat Tani……